Buleleng, Bali (ANTARA) – Dewan Pendidikan Kabupaten Buleleng, Bali memaksimalkan pengiringan pada sekolah dasar (SD) di wilayah itu yang kosong terima pendaftar pada penerapan Mekanisme Akseptasi Siswa Baru (SPMB) 2025.
“Kami terus berusaha berbicara dengan Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng supaya dua sekolah yang tidak terima pelajar yaitu SDN 1 Pengastulan dan SDN 4 Sambirenteng memperoleh pengiringan,” kata Ketua Dewan Pendidikan Buleleng Made Sedana di Singaraja, Bali, Kamis.
Menurutnya, sama sesuai peraturan Dewan Pendidikan berperan dalam kenaikan kualitas servis pendidikan dengan memberi pemikiran, instruksi, dan support tenaga, fasilitas, dan prasarana.
Selainnya memberi pemantauan pendidikan dengan tingkat kabupaten/kota, faksinya bisa memberikan saran dan pemikiran ke pemerintahan/wilayah mengenai peraturan dan program pendidikan.
“Termasuk dalam soal persoalan satu diantaranya yang terjadi di SDN 4 Sambirenteng, di mana sekolah alami beragam permasalahan dari SDM dan fasilitas prasarana. Selain sekolah itu berdekatan dengan SDN 3 Sambirenteng dan PAUD Dusun Sambirenteng,” tutur ia.
Sedana mengatakan, selama saat SPMB alumnus PAUD Dusun Sambirenteng pilih melamar ke SDN 3 Sambirenteng. Efeknya tidak ada seorang juga pelajar yang melamar ke SDN 4 Sambirenteng.
Sekarang ini di SDN 4 Sambirenteng cuma sisa 32 orang pelajar. Terbagi dalam 3 orang pelajar kelas dua, 3 orang pelajar kelas tiga; 9 orang pelajar kelas empat, 8 orang pelajar kelas lima; dan 9 orang pelajar kelas enam.
“Adapun keadaan kurang pelamar (kurang dari 10 orang pelajar) telah dirasakan sepanjang 8 tahun beruntun. Hingga berpengaruh juga pada bujet Kontribusi Operasional Sekolah (BOS),” katanya.
Sedana menjelaskan permasalahan fasilitas dan prasarana penting terjadi di SDN 4 Sambirenteng. Ada penemuan anggota Dewan Pendidikan yaitu plafon ruangan kelas dan atap perpustakaan yang bobol.
“Selainnya memang tata urus dan SDM pengajar karena pelajar di kelas lima dan enam masih belajar membaca. Hingga pantas diperhitungkan ada permasalahan mekanismeik di sekolah dalam soal tata urus SDM,” tutur ia.
Faksinya memiliki komitmen di depan Dewan Pendidikan Buleleng notabene sebagai perwakilan warga yang peduli dengan pendidikan terus akan menemani sekolah dalam usaha cari jalan keluar terbaik nantinya untuk pembaruan sekolah.
“Ada banyak pilihan memang. Pilihan pertama ialah berusaha lakukan pembenahan dengan optimal dan pilihan ke-2 dapat lakukan perubahan menjadi sekolah widyalaya di bawah Kementerian Agama,” kata Sedana.